Saya, Jefferson Filbert Tjoenardi, kelas XII dari SMA Kristen Petra 2 mengikuti olimpiade biologi tingkat internasional yaitu, Internasional Applied Biology Olympiad (IABO) yang dilaksanakan oleh Indonesian Scientific Society (ISS) secara daring. Pelaksanaan dari IABO baru saja dilakukan tahun ini. Olimpiade ini diikuti oleh 138 peserta dari 13 negara di dunia. Meski dalam kondisi pandemi, hal ini tidak mengurangi semangat dan kegigihan semua peserta dalam mencapai prestasinya. Semua tetap semangat dan berusaha sekuat tenaga mereka untuk menjadi juara meski di tengah situasi pandemi.
Olimpiade ini terdiri dari babak penyisihan (23 Juni 2021) dan final (3-4 Juni 2021), dengan pengawasan menggunakan Zoom. Pada babak penyisihan, peserta ditantang untuk menulis suatu publikasi ilmiah dalam Bahasa Inggris dan mengerjakan soal olimpiade tingkat internasional dalam waktu tiga jam dengan tema Diabetes Mellitus. Namun, peserta baru mengetahui tema apa yang akan ditulis ketika babak penyisihan dimulai. Proses ini tidaklah mudah, meski kami diizinkan membuka referensi tertentu, tanpa pengetahuan yang luas dan kemampuan penggunaan bahasa yang baik, tentu saja proses ini akan sangat susah. Pada babak final, kami ditantang untuk menjawab suatu soal study case mengenai biomedis dalam waktu dua jam. Kami diberikan tiga tema yang bisa dikerjakan yaitu mengenai Iron Deficiency Anemia, Cervical Cancer, dan Senile Osteoporosis. Saya memilih tema Cervical Cancer karena saya sudah pernah membaca beberapa publikasi ilmiah mengenai kanker serviks. Keesokan harinya, peserta diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban yang sudah dibuat di hari sebelumnya di depan juri dalam Bahasa Inggris. Dalam penyertaan Tuhan dan doa dari orang tua serta guru-guru yang mendukung, saya berhasil menjawab soal dan membuat slide presentasi dengan baik.
Keesokan harinya, saya mempersiapkan diri untuk presentasi dengan melakukan simulasi presentasi. Tidak lupa saya juga membaca banyak referensi tambahan mengenai topik yang saya pilih supaya bisa menjawab pertanyaan dari juri. Selama presentasi jantung saya tidak berhenti berdebar kencang karena gugup, namun saya tetap percaya diri dan berusaha untuk tetap fokus mempresentasikan hasil yang saya dapatkan. Singkat cerita, beberapa hari kemudian hasil pemenang pun diumumkan dan saya berhasil mendapatkan kategori Best Solution dan mendapatkan peringkat kedua atau medali emas dalam olimpiade ini. Saya bersyukur telah diberikan hikmah, kecerdasan, dan kesempatan oleh Tuhan untuk memenangkan olimpiade ini. Saya berterima kasih kepada kepala sekolah karena telah diberikan kesempatan untuk mengikuti olimpiade, bapak/ ibu guru yang memberi saya bimbingan dan menyertai dalam doa, serta teman-teman yang juga ikut memberi dukungan dan membantu mendoakan. Saya yakin, saya tidak bisa berhasil tanpa dukungan dan doa dari bapak/ ibu guru dan teman-teman. Akhir kata, pesan saya untuk teman-teman adalah untuk menggunakan waktu dengan baik. Jangan bermalas-malasan di rumah karena situasi pandemi, namun cari kegiatan produktif dan raih prestasi dari rumah. Kompetisi secara daring tidak kalah seru dengan kompetisi secara luring.