Setelah mendapat medali emas pada Kompetisi Sains Nasional 2020 bidang Matematika, perjuangan saya berlanjut ke seleksi Pelatnas. Pelatnas Tahap I diadakan tanggal 23 November – 6 Desember 2020 yang diikuti oleh 30 orang. Selain diberi pelatihan oleh para dosen, kita juga harus mengikuti 5 kali test. Akhirnya terpilih 12 orang untuk lanjut ke Pelatnas Tahap II yang diadakan tanggal 20 Maret – 4 April 2021. Pada Pelatnas Tahap II ini, para senior yang tahun lalu ikut International Mathematical Olympiad (IMO) juga diperbolehkan untuk ikut seleksi Pelatnas Tahap II. Jadi sebetulnya ada 16 orang yang boleh ikut seleksi Pelatnas Tahap II. Akan tetapi karena 2 orang mengundurkan diri, maka jumlah peserta seleksi Pelatnas Tahap II tinggal 14 orang. Dengan adanya tambahan para senior IMO tahun lalu, maka persaingan menjadi lebih berat lagi, karena yang berhak untuk maju ke IMO dan mengikuti Pelatnas Tahap III hanya 6 orang. Saya deg-degan ketika menunggu pengumuman yang lolos IMO. Puji Tuhan, saya bisa lolos dan mewakili Indonesia dalam IMO 2021.
Selanjutnya kami berenam dibekali dengan pelatihan lagi pada Pelatnas Tahap III yang diadakan tanggal 23 Juni – 7 Juli 201. Beberapa hari sebelum Pelatnas Tahap III, kami harus mengikuti test setiap pagi. Sesudah Pelatnas Tahap III sampai dengan mendekati lomba IMO pun kami juga tetap harus mengikuti test. Test-test ini diadakan dengan tujuan untuk menguji kemampuan kami.
Akhirnya hari lomba IMO pun tiba. Karena pandemi Covid-19, maka lomba diselenggarakan secara online seperti tahun lalu. Jika tidak ada pandemi, maka sebetulnya lomba IMO diselenggarakan di St. Petersburg, Rusia tanggal 14-24 Juli 2021. IMO tahun ini diikuti oleh 107 negara dan 619 peserta dimana jumlah peserta wanitanya hanya 64 orang. Test diadakan selama 2 hari, yaitu tanggal 19 dan 20 Juli 2021. Tiap hari kita harus mengerjakan 3 soal dalam waktu 4,5 jam. Dari 6 soal yang ada, saya merasa bisa mengerjakan 3 soal. Akan tetapi ternyata ada 1 soal dimana jawaban saya tidak diperbolehkan oleh para juri. Waktu mendengar kabar itu, saya sangat putus asa, saya takut tidak mendapat medali. Saya berdoa bersama keluarga dan berseru minta pertolongan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menguatkan saya dengan lagu ini:
“Tuhan ajarku tetap percaya. Tuhan ajarku tetap berharap. Walaupun ku tak melihat jalan yang terbuka, namun ku memilih ‘tuk tetap percaya. Tuhan tolonglah kuatkan hatiku. Pegang tanganku dan bri harapan baru. Yang ku tau Kau tak pernah gagal. Pulihkanku dan bri kemenangan.”
Lewat lagu ini saya benar-benar dikuatkan lagi oleh Tuhan Yesus. Saya percaya bahwa Tuhan Yesus pasti bisa memberi kemenangan. Puji Tuhan, mujizat pun terjadi. Malamnya saya mendapat kabar bahwa batasan nilai medali tahun ini diturunkan karena soal IMO tahun ini adalah yang tersulit dibandingkan dengan penyelenggaraan IMO pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga banyak peserta yang mengalami kesulitan juga. Oleh karena itu saya masih bisa mendapatkan bronze medal.
Jadi teman-teman, saat kalian merasa putus asa, jangan menyerah. Tetaplah berdoa dan berharap penuh pada Tuhan Yesus. Hanya Tuhan Yesus lah yang sanggup menolong kita.Terima kasih Tuhan Yesus atas semua prestasi ini karena semuanya adalah berkat anugerahMu. Selain itu, saya juga berterima kasih kepada keluarga, Bu Cahyo selaku Kepala Sekolah, para guru SMA Kr. Petra 2, PPPK Petra, para pelatih, dan teman-teman yang sudah mendukung saya.
oleh: Vanya Priscillia Bendatu